Hikmah
Gerakan Sholat dalam Menjaga Kesehatan
Dr. Sagiran, Sp.B.M.Kes
Jika do’a
(ucapan, pikiran) saja sudah mempunyai efek penyembuhan yang begitu
nyata,
bagaimana dengan shalatnya orang muslim, yang memadukan antara
kebersihan
fisik/mental (wudlu), bacaan shalat (do’a-do’a dan konsentrasi pikiran)
dan
gerakan anggota badan yang unik dan khas? Ibarat perincian resep, gerakan
sholat bisa menjadi suatu formula yang holistik,
komprehensif, terpilih, bebas efek samping, terjangkau, praktis
dan jelas manfaatny
- Berdiri dalam shalat.
Kita
diperintahkan untuk berditi tegak, simetris antara belahan tubuh kanan
dan
kiri. Beberapa unsur
medis yang perlu dibahas adalah:
- Titik tumpu berat badan. Berat badan menumpu di telapak kaki, dibagi di kedua kaki kanan-kiri sama berat. Tulang punggung berada pada posisi tegak alami dalam arti bagian leher (7 ruas) melengkung kedepan (lordosis); bagian dada (12 ruas) melengkung ke belakan (kifosis) dan bagian pinggang (5 ruas) melengkung ke depan lagi (lordosis).
- Kaki kangkang, tumit membuka ke luar. Jarak yang perlu diperhatikan pada saat mengkangkangkan kaki adalah selebar jarak bahu kanan – kiri. Ini adalah posisi ideal dan stabil. Jari-jari menghadap ke arah kiblat.
Cara memposisikan tubuh yang demikian
sebenarnya merupakan cara penyelarasan posisi berdiri kita pada
saat-saat biasa
di luar shalat
2.
Gerakan Takbiratul-ihram
Gerakan
memulai shalat dengan mengangkat tangan sedemikian sehingga telapak
menghadap
kiblat di samping kanan kiri bahu atau wajah kita. Beberapa hal yang
penting
dibahas dari sisi medis adalah:
- Rongga dada melebar. Pada saat gerakan takbir, bahu terangkat sedikit, tulang-tulang rusuk ikut terangkat menimbulkan pelebaran rongga dada. Akibatnya tekanan udara di dalam rongga mengecil dan memudahkan udara nafas masuk dengan cepat.
- Sekat rongga badan (diafragma) terlatih. Pada saat yang sama, kita harus mengucapkan kalimat takbir ”ALLOHU AKBAR” padahal dinding dada sedang meregang. Untuk dapat mengucapkan suatu kata, udara harus mengalir keluar guna menggetarkan pita suara, maka tidak lain hal ini hanya bisa dikerjakan oleh sekat rongga badan (diafragma).
- Ketiak dibuka. Ketiak adalah stasiun regional utama bagi peredaran limfe (getah bening) yang merupakan kumpulan dari keseluruhan anggota gerak bagian atas (tangan, lengan bawah, lengan atas dan bahu). Gerakan takbir ini adalah gerakan ”active pumping” yang sangat bermanfaat.
Setelah takbiratul-ihram
kemudian tangan diletakkan di depan dada. Peletakan di dada dengan cara
tangan
kiri di tempelkan di dada, tangan kanan menempel di luar/atas tangan
kiri.
3.
Ruku’
Ruku’
adalah membungkukkan badan sedemikian sehingga punggung, leher dan
kepala
menjadi posisi horizontal sama sekali. Posisi kaki masih tetap seperti
saat
berdiri pada awalnya. Pada saat ruku’ sempurna itu tulang belakang
menjadi
relatif lurus. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan:
a.
Posisi
horizontal. Posisi ini memungkinkan berat badan bergeser ke depan dan
tubuh
seakan-akan mau terperosok ke depan. Dengan posisi demikian, kompresi
antar
ruas-ruas tulang belakang dapat dikurangi.
b.
Kedua
lengan menyangga, tangan memegang di lutut. Penyanggaan ini lebih
mendorong
lagi ke depan ruas-ruas tulang belakang sehingga kompresi bukan hanya
dikurangi
akan tetapi bahkan terjadi gerakan anti-kompresi alias peregangan.
Setelah
ruku’ selesai dan tuma’ninah
betul-betul telah dirasakan oleh seluruh ruas tulang, kita melakukan i’tidal.
Gerakan bangkit dari ruku’,
kembali ke posisi semula.
4.
Sujud
Sujud
adalah satu-satunya posisi dimana otak bisa lebih rendah dari jantung,
yang
mudah dikerjakan tanpa harus menjungkir-balikkan tubuh.
Cobalah
perhatikan dan praktekkan detail dari gerakan sujud dengan
benar. Anda akan merasakan
tarikan di tulang belakang daerah pertengahan punggung yang disebabkan
oleh
gravitasi karena pergeseran titik berat batang tubuh. Efek terhadap alignment
(pengaturan pelurusan)
ruas-ruas tulang belakang sehingga kompresi dikurangi bahkan terjadi
gerakan
anti-kompresi alias peregangan. Seperti halnya pada saat ruku’, sensasi
ini hanya terjadi bila dilakukan cukup waktu,
sehingga sudah terjadi relaksasi otot-otot punggung. Jika shalatnya
tergesa-gesa, tidak tuma’ninah, dengan perubahan posisi yang
demikian tidak bisa merasakan efek apapun oleh karena otot-ototnya masih
tegang.
Pengaruh
sujud terhadap peredaran darah di otak juga dapat dipahami. Elastisitas
pembuluh
darah merupakan faktor terpenting yang dapat mempertahankan tekanan
darah.
Debit darah yang naik karena posisi jantung lebih tinggi dari otak ini
merupakan latihan otak menambah elastisitas pembuluh darah, pada
gilirannya
gerakan sujud bisa merupakan gerakan anti-stroke.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar